Sukses
itu apa sih ?
Bagaimana
anda mengartikan kesuksesan ? Apakah kesuksesan berarti memiliki banyak uang ?
Ataukah anda mengartikan kesuksesan sebagai tercapainya cita-cita anda seperti
mendapatkan pekerjaan yang layak, membanggakan dan membahagiakan orang tua anda
? Apakah anda bahagia dengan mencapai semua itu ? Apakah dalam proses anda
mencapai kesuksesan anda merasa bahagia atau tertekan ? Coba pikirkan lagi
dengan cermat, apakah kesuksesan menurut definisi anda sebenarnya hanyalah
sebuah pengakuan dan penerimaan orang lain atas apa yang anda telah lakukan ?
Saya
sendiri beranggapan bahwa kesuksesan adalah ketika saya berhasil mendapatkan
pengakuan dari orang-orang yang berada di sekitar saya. Tapi ini adalah
anggapan yang telah saya bentuk malam ini. Sebelumnya, saya beranggapan bahwa
kesuksesan yang saya inginkan adalah dengan dapat membahagiakan dan
membanggakan orang tua saya dengan cara yang mereka inginkan. Mendapatkan IPK
yang tinggi, kuliah di luar negeri, mendapatkan pekerjaan yang membanggakan,
mendapatkan seorang suami yang bisa dibanggakan pula, membentuk keluarga yang
bisa dibanggakan, dan segala hal yang membanggakan. Sejujurnya, saya
menginginkan hal-hal ini dari lubuk hati saya yang paling dalam apabila kata
membanggakan dihilangkan.
Bangga.
Suatu kata yang menyenangkan, tapi semu. Lebih menekan alih-alih menenangkan. Bangga
adalah kata yang identik dengan pengakuan dari orang lain. Suatu kata yang
tidak dapat didapatkan bila hanya ada satu orang di dalamnya. Entah sadar atau
pun tidak, manusia selalu berusaha untuk mendapatkan kata ini.
Apakah
mengejar kata ini adalah hal yang benar atau setidaknya baik ?
Saya
tidak tahu pasti dengan jawaban dari pertanyaan ini, biarlah anda sendiri yang
menjawabnya. Disini, saya hanya akan bercerita, bercerita mengenai sebuah film
indah yang pernah saya tonton, 3 Idiots. Saya yakin anda sudah pernah menonton
film ini (apabila anda belum menontonnya saya sarankan untuk menontonnya). Film
ini menceritakan dengan apik mengenai kata bangga, pengakuan yang diinginkan oleh
setiap manusia. Rancho merupakan pemuda pintar yang tidak memedulikan kata ini,
bukan karena ia seorang yang radikal, melainkan karena ia seorang yang sebatang
kara yang tidak terikat dengan keluarga yang dicintai dan mencintainya. Ia cukup
beruntung dan cukup tidak beruntung untuk tidak memiliki orang-orang tersebut
di dalam kehidupan masa kecilnya. Karena ia sebatang kara dan tidak memiliki
orang-orang yang mencintai dan dicintainya, ia tidak benar-benar membutuhkan kata
bangga, yang berubah bentuk menjadi ‘membanggakan’. Ia tidak memiliki perasaan
dan keinginan untuk membanggakan orang lain.
Tapi
kedua temannya berbeda. Teman-temannya memiliki keluarga yang mereka ingin
banggakan, ingin bahagiakan. Saya juga begitu, saya memiliki keluarga yang
ingin sekali saya banggakan. Sayangnya, keluarga saya, keluarga teman Rancho,
dan banyak keluarga lainnya, berpikir bahwa memenangkan kompetisi yang ketat di
masyarakat adalah hal yang membanggakan. Kompetisi yang entah dibentuk sejak
kapan, anggapan-anggapan seragam yang menyatakan bahwa seorang anak harus
menjadi yang terbaik, bekerja di tempat yang terbaik, mendapatkan pendapatan
yang terbaik. Hal-hal ini terus menjadi beban yang menekan, pemikiran yang
ditanamkan kepada diri kita, hingga kita menganggap hal ini lah yang benar,
yang baik, yang wajar. Apabila kita tidak dapat mencapai hal-hal ini, maka kita
adalah pecundang, seseorang yang kalah.
Tentu
saja kekayaan, kekuasaan, pengakuan, dan hal-hal serupa lainnya adalah keinginan
yang wajar di dalam diri manusia. Akan tetapi, menjadikan hal-hal ini sebagai
tujuan hidup adalah hal yang menggelisahkan. Layaknya yang dikatakan oleh
Rancho, hal-hal tersebut seharusnya hanya dijadikan sebagai bonus dari
kehidupan kita, dari usaha keras kita dalam menekuni sesuatu yang kita
inginkan, sesuatu yang membahagiakan kita.
Hanya
dengan mengingat Allah SWT hati menjadi tenang
Seperti
yang telah saya jelaskan sebelumnya bahwa mengejar hal-hal tersebut hanya akan
menghasilkan perasaan gelisah yang tidak berkesudahan. Akan tetapi, apabila
kita berjuang dengan tujuan yang lain, Allah SWT misalnya untuk yang beragama
Islam, maka tidak akan ada tekanan apa pun di dalam hidup kita. Karena Allah
SWT adalah Sang Pencipta Yang Maha Mengetahui, maka Ia tidak akan pernah luput
dari apa yang kita lakukan. Allah SWT tahu ketika kita berusaha, Allah SWT tahu
ketika kita sedih, gelisah, kesulitan, hampa, dan segala macam perasaan lainnya
yang ibarat gado-gado. Allah SWT tahu dan menerima kita dengan segala sesuatu
yang ada di dalam diri kita, karena Allah SWT menilai usaha-usaha yang kita
lakukan tanpa menuntut bahwa kita harus menjadi yang terbaik di antara
hamba-hamba-Nya yang lain. Karena Allah SWT Maha Mengetahui.
Selama
hidup saya, saya berkeinginan untuk membanggakan kedua orang tua saya. Selama hidup
saya, saya dengan kejam telah menyalahkan orang tua atas pilihan-pilihan yang
telah saya pilih. Saya mulai sekarang akan menghentikan keinginan ini. Saya
tidak mau lagi ingin membanggakan orang tua saya. Saya tidak ingin orang tua
saya berdosa karena telah dengan sombong membicarakan prestasi-prestasi yang
telah saya capai kepada teman-temannya. Mulai sekarang, saya berniat untuk
membahagiakan orang tua saya. Dengan cara selalu berbuat baik kepada mereka,
berbuat baik kepada diri saya sendiri, berbuat baik kepada teman-teman saya,
berbuat baik kepada lingkungan, dan yang terutama dengan menjadi seorang hamba
Allah SWT yang taat dan patuh. Saya ingin membahagiakan orang tua saya, tidak
hanya di dunia, tapi juga di akhirat, bukan dengan cara yang orang tua dan
lingkungan inginkan, tapi dengan cara yang saya inginkan yang dihalalkan oleh
Allah SWT.
Saya
adalah seorang Muslim. Saya menganut agama Islam. Dan hanya dengan mengingat
Allah SWT, hati saya menjadi tenang. And since I believe that, I will live
according to Al-Quran and Sunnah.
Bagaimana
denganmu ? Apakah definisi suksesmu yang sedang kau perjuangkan sekarang
menentramkan hatimu ? J