ssssstt, this writing is abour marriage...
Beberapa temen nanya kapan nikah. Hal yang biasa, mengingat temen-temen yang satu per satu mulai menikah (mau bilang hiks tapi pernikahan adalah kabar bahagia, jadi harus ikut bahagia, jadi responnya gini = :).
Jadi, ketika Putri nanya kapan nikah, aku jawabnya insyaAllah tahun depan. Dan biasa, pertanyaan Putri dan kebanyakan orang selanjutnya adalah: emang uda ada calonnya ?
InsyaAllah Allah bakal ngasih calonnya.
Sekarang aku jadi berpikir gini... Kan target aku nikah tahun depan, jadi bukankah sekarang adalah waktunya buat aku mempersiapkan diri ?
Mempersiapkan diri menjadi lebih baik. Mulai meninggalkan hal-hal haram. Mulai berusaha untuk menjadi lebih baik. Mulai untuk produktif. Mulai untuk menjadi seorang yang rajin dan meninggalkan kemalasan. Mulai berhenti berkhayal tak karuan yang menghabiskan waktu dan membuat otak menjadi kosong (worst scenario : menjadi gila, losing sanity). Dan berhenti mematahkan hati sendiri.
Mengapa aku bilang mematahkan hati sendiri ? Karena pada dasarnya satu-satunya yang bisa mematahkan hati seorang manusia adalah manusia itu sendiri. Celakanya, aku adalah seorang yang mematahkan hatinya sendiri di setiap harinya.
Dalam kasusku, patah hati yang kubuat bukan hanya berhubungan dengan makhluk yang bernama laki-laki yang dicinta, disuka, pun dikagumi. Tapi lebih dari itu, aku berhasil mematahkan hatiku dengan berbagai hal. Berharap pada sesuatu, berharap pada manusia, dan berharap berlebih pada diri sendiri.
Dan yang paling menyakitkan adalah ketika diri ini berkhianat pada diri sendiri. Seperti diri ini tak mampu untuk menjadi seseorang yang baik, sabar, nan ikhlas. Ketika diri ini patah hati dengan diri sendiri karena diri tidak mampu menjadi lebih baik, atau lebih tepatnya ketika diri ini mampu tapi malas dan menunda untuk melakukannya.
Aku patah hati. Dengan diri ini banyak kali dalam setiap harinya. Dan patah hati dengan diri sendiri, jauh lebih menyakitkan daripada patah hati dengan orang lain.
Patah hati dengan orang lain yang paling menyakitkan yang pernah aku rasakan adalah dengan X (sejujurnya ingin sekali aku menuliskan namanya, tapi bila aku menuliskannya, maka aku akan mematahkan hatiku sendiri). Si X selingkuh dengan sepupunya dari Nabi Adam dan itu sangat menyakitkan. Untuk pertama kalinya aku mengerti arti lirik jar of heart khususnya di bagian half alive. Dan sekarang, bila aku mengingat si X, aku hanya bisa mendengus karena tidak peduli. Betapa mudahnya rasa cinta bisa berubah menjadi apati.
Tapi berbeda dengan patah hati dengan diri sendiri. Kau tak akan bisa apati dengan dirimu sendiri bila kau ingin hidup tenang dan berbahagia. Bila kau ingin hidup tenang dan bahagia, maka kau harus nyaman hidup sebagai dirimu dan berusaha untuk menjadi lebih baik di setiap harinya.
Jadi, untuk pertama kalinya, aku membuat resolusi ini.
BERHENTI MEMATAHKAN HATIMU SENDIRI.
Jadi, ketika Putri nanya kapan nikah, aku jawabnya insyaAllah tahun depan. Dan biasa, pertanyaan Putri dan kebanyakan orang selanjutnya adalah: emang uda ada calonnya ?
InsyaAllah Allah bakal ngasih calonnya.
Sekarang aku jadi berpikir gini... Kan target aku nikah tahun depan, jadi bukankah sekarang adalah waktunya buat aku mempersiapkan diri ?
Mempersiapkan diri menjadi lebih baik. Mulai meninggalkan hal-hal haram. Mulai berusaha untuk menjadi lebih baik. Mulai untuk produktif. Mulai untuk menjadi seorang yang rajin dan meninggalkan kemalasan. Mulai berhenti berkhayal tak karuan yang menghabiskan waktu dan membuat otak menjadi kosong (worst scenario : menjadi gila, losing sanity). Dan berhenti mematahkan hati sendiri.
Mengapa aku bilang mematahkan hati sendiri ? Karena pada dasarnya satu-satunya yang bisa mematahkan hati seorang manusia adalah manusia itu sendiri. Celakanya, aku adalah seorang yang mematahkan hatinya sendiri di setiap harinya.
Dalam kasusku, patah hati yang kubuat bukan hanya berhubungan dengan makhluk yang bernama laki-laki yang dicinta, disuka, pun dikagumi. Tapi lebih dari itu, aku berhasil mematahkan hatiku dengan berbagai hal. Berharap pada sesuatu, berharap pada manusia, dan berharap berlebih pada diri sendiri.
Dan yang paling menyakitkan adalah ketika diri ini berkhianat pada diri sendiri. Seperti diri ini tak mampu untuk menjadi seseorang yang baik, sabar, nan ikhlas. Ketika diri ini patah hati dengan diri sendiri karena diri tidak mampu menjadi lebih baik, atau lebih tepatnya ketika diri ini mampu tapi malas dan menunda untuk melakukannya.
Aku patah hati. Dengan diri ini banyak kali dalam setiap harinya. Dan patah hati dengan diri sendiri, jauh lebih menyakitkan daripada patah hati dengan orang lain.
Patah hati dengan orang lain yang paling menyakitkan yang pernah aku rasakan adalah dengan X (sejujurnya ingin sekali aku menuliskan namanya, tapi bila aku menuliskannya, maka aku akan mematahkan hatiku sendiri). Si X selingkuh dengan sepupunya dari Nabi Adam dan itu sangat menyakitkan. Untuk pertama kalinya aku mengerti arti lirik jar of heart khususnya di bagian half alive. Dan sekarang, bila aku mengingat si X, aku hanya bisa mendengus karena tidak peduli. Betapa mudahnya rasa cinta bisa berubah menjadi apati.
Tapi berbeda dengan patah hati dengan diri sendiri. Kau tak akan bisa apati dengan dirimu sendiri bila kau ingin hidup tenang dan berbahagia. Bila kau ingin hidup tenang dan bahagia, maka kau harus nyaman hidup sebagai dirimu dan berusaha untuk menjadi lebih baik di setiap harinya.
Jadi, untuk pertama kalinya, aku membuat resolusi ini.
BERHENTI MEMATAHKAN HATIMU SENDIRI.