Jumat, 16 November 2012

Cita. Suatu kata yang sangat aku sukai. Sangat. Aku begitu ingat cita pertamaku di waktu kecil. Pilot. Ya. Aku ingin menjadi seorang pilot. Kau tahu mengapa ? Karena sebuah film. Ya, sesederhana itu, hanya karena sebuah film. Aku tidak terlalu ingat jalan cerita film tersebut. Ada tiga hal pasti yang kuingat di dalam film tersebut. Pertama, Mr.Bean yang tidak kuketahui nama aslinya menjadi salah satu tokoh film itu. Kedua, kurasa jalan cerita film itu mengenai kompetisi untuk mendapatkan uang atau setidaknya sesuatu yang sangat berharga. Ketiga, ada seorang pilot perempuan di dalam film tersebut. Inilah yang menginspirasiku. Di dunia ini, terdapat pilot perempuan! Awalnya aku hanya kagum, tapi entah bagaimana hal ini terjadi (yang sebenarnya kuanggap cara Tuhan menunjukkan mimpiku), aku menonton suatu acara televisi yang entah apa jenis acara ini, yang pasti ia menampilkan mengenai pilot. Disana aku mulai menyukai pekerjaan ini.

Ada alasan mendasar mengapa aku begitu ingin menjadi seorang pilot. Dan aku yakin alasan ini akan sangat berbeda dengan pemikiran kalian. Semua orang berpendapat bahwa cita ku ini dikarenakan aku ingin terbang bebas atau berpergian ke banyak tempat. Tapi jujur, aku sama sekali tidak memikirkan hal-hal remeh temeh seperti itu ketika aku memilih pilot sebagai citaku. Bukan. Dan aku bersedia untuk mengajakmu berkelahi, baik itu adu mulut atau jontos-jontosan bila kau bersikeras berpikir bahwa hal itu alasanku. 

Kau sekarang ingin tahu apa alasanku ? Well, aku ingin menjadi seorang pilot karena alasan kepercayaan. Akan sangat menyenangkan untuk dipercayai oleh satu orang, apalagi beratus-ratus orang. Sedari kecil, aku adalah orang yang selalu menyatakan kejujuran. Aku tidak suka berbohong ! Tapi celakanya aku tidak dipercaya oleh teman-teman sebayaku yang masih duduk di sekolah dasar. Kau tahu mengapa ? Karena aku sering bercerita mengenai hantu. Tapi aku bersumpah aku tidak berbohong. Uwakku (kakak perempuan ibuku) memang sering menceritakan tentang hantu-hantu ini. Dan aku, si polos bodoh ini, menceritakan hal-hal sialan ini kepada teman-temanku yang well pada akhirnya tentu saja mereka tidak percaya dan seketika aku dianggap pembohong. Haha. Suatu drama konyol memang!

Karena dianggap pembohong dan tidak dipercaya, kepercayaan menjadi suatu hal penting bagiku. Dan dengan menjadi seorang pilot, aku akan mendapatkan kepercayaan penuh dari seluruh penumpangku. Mereka, mempercayakan nyawanya ditanganku (aku tahu mereka tentunya mempercayakan nyawanya pada Tuhan, tapi aku sebagai perantara). Inilah alasan mendasar mengenai cita pertama ku. Kepercayaan.

Tapi tentu saja cita ku ini tidak menjadi kenyataan. Seingatku, cita pertamaku ini hanya bertahan kurang lebih satu tahun. Aku begitu ingat dengan jelas awal kehancuran cita pertamaku ini. Saat itu, aku menyatakan dengan lantang dan bangga mengenai citaku di depan keluargaku dan mereka semua tertawa. Menertawakanku dan mengejekku. Hal yang paling kuingat adalah pernyataan mereka, keluarga tercintaku, bahwa tidak ada pilot perempuan. Aku menentang hal ini dengan sepenuh tenaga yang ada di tubuh kecilku, seorang bocah perempuan berumur sepuluh tahunan. Dan tentu saja, aku kalah. Aku menyerah akan citaku. Ini, suatu yang tidak aku sesali. Sungguh. Karena setelah kupikir ulang sekarang, aku tidak benar-benar ingin menjadi pilot.

Cita keduaku adalah cita yang benar-benar masuk ke dalam jiwa dan sanubariku. Suatu cita yang tidak aku bayangkan sebelumnya tapi bila kuingat sekarang, itu adalah passion sejatiku karena sedari kecil tertanam kuat di karakterku. Dari kecil, entah bagaimana sistem negara ini, aku telah tahu tentang banyaknya koruptor yang tidak adil. Pengetahuanku bertambah dengan seringnya mendengarkan diskusi keluargaku mengenai hal ini. Walau sebenarnya aku tidak pernah diajak dalam pembahasan ini, tapi aku selalu mendengarkan dan menyeletuk, "alangkah tidak adilnya"; "suatu saat akan kutangkap mereka";"pa, aku orang yang bakal negakin keadilan di Indonesia". Seingatku, celetukkanku ini akan dibalas dengan kata-kata, "Suatu saat kau akan tahu bagaimana sulitnya untuk itu".

-bersambung-

putrinuril . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates