Selasa, 03 Mei 2016

"It is not me ! It was not me ! It has never been me !", ratapnya sesegukan. 

Aku sungguh tak tahu harus menjawab apa. Haruskah kujawab dengan kenyataan, atau harus kubesarkan hatinya dengan kebohongan seperti yang selama ini telah kulakukan ?

Ia masih menangis, seolah menunggu mulutku untuk membentuk sebuah pernyataan. Dan aku hanya diam, membelai rambutnya yang lembut bagai sutra, bukan berarti aku benar-benar pernah menyentuh sutra, tapi ini hanya kiasan yang sering aku baca, dan kupikir memang begitu.

Jadi aku hanya diam, melihatnya dengan lembut dan berharap itu cukup. Tapi ternyata tidak, karena meski dengan tatapan terlembut yang bisa aku berikan ia masih meratap, atau bertanya, aku tidak tahu pasti.

"Mengapa ini terjadi di hidupku ? Mengapa aku ?"

Aku masih diam. Tapi kali ini diamku bukan karena aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi karena pikirku sedang berkelana. Aku juga pernah berpikir seperti itu. Mengapa aku ? 

Tapi itu hanyalah pertanyaan lemah. Karena toh ternyata semua orang merasakan saat itu, the lowest point in their life when they start asking that cliche question.

"Tak ada yang spesial"
Dia menatapku marah dan aku tak bergeming. Aku menatapnya balik dengan tenang.

"Kamu spesial. Tapi masalahmu tidak. Semua orang merasakannya, tidak hanya kamu", kataku melihatnya tenang. Entah mengapa rasa jemu menyelinapi hatiku.

Mungkin kalau aku pernah bercerita tentang masalahku, ia akan menggunakannya untuk menyerangku. Mungkin dengan awalan kalimat aku tidak seperti kamu. Tapi aku tidak pernah bercerita, jadi kupikir aku akan aman, dan ternyata aku salah lagi.

"Aku tidak seperti kamu yang tidak pernah punya masalah !"

Aku agak kaget juga mendengarnya. Baiklah, begini, aku adalah manusia, human being, tak ada manusia yang tak memiliki masalah. Perbedaannya hanyalah mereka yang mengeluhkannya dan tidak, atau yang menceritakannya dan tidak. Hanya saja aku sekarang cukup sadar diri untuk tidak membuatnya lebih emosi daripada ini.

Aku membelainya lagi dan meminta maaf. 
"Mau ikut denganku ke suatu tempat ?", bujukku.

Dan disinilah kami sekarang. Tempatku menghabiskan masa kecil dan remajaku.

"Panti asuhan ? Ya aku tahu dan mengerti, SEMUA ORANG punya MASALAH ! Tak bisakah kau menganggap masalahku spesial ? Bukankah aku temanmu ? Haruskah kau membawaku kesini untuk membuka mataku bahwa semua orang punya masalah dengan ini ?"

"Aku dibesarkan disini", jawabku santai. Dan kulihat ia hanya diam dan mulai menatapku dengan perasaan bersalah. Aku memberikan seulas senyuman kepadanya.

"Aku juga punya masalah kau tahu", kataku sambil tersenyum. Dan ia mulai mengatakan kata maaf, menghapus air matanya dan meletakkan tangannya di punggungku.

"Sekarang kau sudah tidak sedih lagi rupanya", candaku padanya. Dan ia mulai menyunggingkan bibirnya membentuk sebuah senyuman manis di bawah mata pandanya.

"Kau tahu, laki-laki seperti dia memang terlihat sempurna. Tapi belum tentu dia baik untukmu. Karena ia memiliki satu kekurangan fatal."
Aku melihat wajahnya dan tahu bahwa ia ingin bertanya apa. Tapi ia hanya melihatku dengan tatapan bertanya dan ekspresinya sangat mirip dengan anak kucing yang selalu aku lihat di loteng tetanggaku. Aku hanyut sebentar dan aku mulai meneruskan kalimatku.

"Kekurangan yang sangat fatal. Karena ia tidak bisa melihat betapa spesialnya dirimu".

Ia hanya terdiam melihatku. Aku tidak bisa membaca arti ekspresinya karena aku memang lemah di bagian ini. Jadi aku meneruskan.

"Tapi aku punya kelebihan itu. Karena aku selalu tahu betapa spesialnya dirimu. Dan aku selalu disini".

Aku melihatnya lagi. Ia tidak tampak terkejut. Dan aku hanya diam setelah itu. Saat itu satu-satunya hal yang kupikir adalah bagaimana caranya untuk mengembalikan keadaan secara normal setelah kejadian ini. Untuk tidak kehilangan sahabat yang kucintai. Aku pikir, ia akan menjauhiku dan hubungan pertemanan ini akan terputus.
Ternyata pikirku salah lagi, karena dua tahun setelah ini di tempat yang sama, kami kembali, dengan seorang bayi perempuan kami yang cantik.


putrinuril . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates