Jumat, 19 Juni 2015

Sekarang saya sedang pasrah. Bukan pasrah yang mengerikan, tapi pasrah yang tidak mengerikan (?)
Maksud saya, saya sudah benar-benar pasrah dengan apa pun. Saya tidak mau lagi berekspektasi tanpa adanya usaha sedikit pun. Mungkin lebih tepatnya saya mau mengurangi ekspektasi saya, mau mengurangi kebiasaan yang sering menyalahkan diri sendiri, dan mulai berusaha untuk menjadi lebih baik lagi.

Lebih baik lagi. Lebih dan lebih baik lagi di setiap harinya. Dan terutama, berhenti melarikan diri dan menghadapi segala hal. Saya akui saya adalah seorang penakut, tapi ayolah, siapa di dunia ini yang pemberani ? Pemberani adalah seorang penakut yang memberanikan diri. Karena pada dasarnya manusia itu lemah.

Tertusuk jarum yang mengandung virus HIV saja kita sudah tertular. Kanker yang mungkin akan tiba-tiba ada. Atau serangan jantung yang terjadi lebih tiba-tiba lagi. Karena dunia ini memang penuh dengan ketidakpastian, maka saya pasrah, pasrah lebih indah.

Ketika saya hidup dengan ekspektasi-ekspektasi yang hanya membuat saya stress tanpa usaha sedikit pun, itu hanya akan membuat aura saya hilang. Aura kehidupan yang seharusnya memancar dari seorang yang secantik saya wahahaha.

Baiklah, mungkin ini saatnya saya sedikit bernostalgia. Hm,,,, Saya banyak mengingat masa SMP saya sekarang, betapa masa tersebut adalah masa yang saya anggap paling indah dalam hidup saya. Hanya karena satu alasan sederhana, dimasa itu saya berusaha sekeras yang saya bisa.

Waktu SMP, saya belajar setiap waktu, saya hemat, saya ceria, dan saya melakukan banyak hal baik lainnya. Dan jujur saja itu adalah masa-masa dimana saya merasa tidak tertekan sedikit pun, hanya karena alasan sederhana, saya bekerja keras. Yang saya pikirkan bukanlah kegagalan-kegagalan yang mengerikan, yang saya pikirkan adalah uang seribu rupiah yang akan diberikan abi saya bila saya berhasil mendapatkan nilai 100 dalam setiap ulangan. Dan akan diberikan seribu rupiah lagi bila saya bermain basket di sekolah. Ah, saya mencintai abi saya. Selalu, dari dulu.

Sebenarnya, uang adalah alasan kedua saya untuk berusaha kala itu. Saya lebih bahagia melihat wajah abi saya yang bangga. Dan entah sejak kapan saya selalu mengharapkan melihat wajah itu, raut muka yang selalu saya ingin lihat. Yang ingin saya ciptakan dengan keberhasilan saya.

Tapi kau tahu apa fakta terlucu dari semua ini ? Ayah saya, yang beliau inginkan adalah agar saya sukses dalam kehidupan saya. Yang paling beliau inginkan adalah kebahagian saya..

Jadi, mulai sekarang, saya tidak akan pernah lagi melupakan wajah bangga orang tua saya. Saya akan berfokus pada hal itu. Saya tidak mau berfokus lagi pada wajah sedih dan kecewa mereka. Karena sebagaimana bagaimana bila aku gagal, hei, bagaimana jika aku berhasil ????

Mari melihat ke sisi positif segala hal.
Seperti kata pepatah yang saya suka sedari SD:
Ingatlah kelebihanmu disaat kau resah akan kekuranganmu.
Dan ingatlah kekuranganmu disaat kau sombong akan kelebihanmu.

Jelas, sekarang saya harus berfokus pada kelebihan saya :)
Semoga pembaca juga bisa berfokus pada hal-hal yang bisa membangun kita ya :)))

putrinuril . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates