Sabtu, 20 Februari 2016

“Karena kalau memang waktunya tidak sama, bukankah itu berarti tidak jodoh ?”

Itu benar pikirnya dalam hati. Hatinya menciut. Kemungkinan memang bukan jodoh, atau memang mungkin bukan jodoh, tapi perasaan yang dimilikinya sekarang adalah nyata, senyata air hujan yang jatuh di atap kamarnya, senyata dingin yang mulai merayapi tubuhnya.

“Aku hanya ingin bersamanya”, jawabnya lagi. Memberikan beribu alasan untuk melegitimasi tindakannya.

“Dan ketika kau bersamanya, kau akan berharap lebih. Itu adalah hukum alam, sifat manusia. Kau tidak akan merasa puas. Tidak akan pernah. Permasalahan utamanya adalah ia telah hilang rasa. Dan kau tak bisa juga memaksakan rasamu padanya. Bukankah memang itu kodrat kita sebagai wanita ? Menunggu orang untuk datang, lelaki yang mulai menyukai sejenisnya itu”

Ia terdiam. Seluruh logika yang ada pada otaknya mulai mencari beribu alasan lain. Menjawab dan membelokkan seluruh pernyataan temannya. Tapi buat apa ? Hatinya yang suka dan hatinya yang menyadari kebenaran ucapan orang dihadapannya telah menciut. Lebih ciut dari tikus ketakutan kucing, meski sekarang banyak tikus yang lebih besar dan memakan kucing. Tapi buat apa ? Seluruh ego yang masih tersisa dalam dirinya pun tak akan membenarkan tindakannya. Hanya emosi sesaatnya yang bisa ia andalkan.

“Jadi aku harus melupakannya ? Tak bolehkah aku menyukainya ?”

“Bicara boleh, itu dirimu yang tahu. Masalah melupakan tak perlu juga kau risaukan. Semakin besar usaha kau melupakan, toh semakin kau akan mengingatnya. Terima saja. Terima dirimu yang suka padanya. Dan hargai dirimu juga. Bagaimana bisa kau mengharapkan ia akan menghargaimu bila dirimu saja tidak.”

“Jadi sekarang masalah harga menghargai ?” candaku.

“Kau tak ternilai tentu saja. Ah, kau pintar, kau mengerti maksudku.”

“Aku ingin lari..”


“Buat apa ? Kau tak akan pernah bisa lari dari dirimu sendiri sayang. Hadapi saja, lakukan satu-satu. Jangan lari dari tanggung jawabmu, nanti Tuhan yang akan memberi hakmu. Oh dan tunggulah, sesungguhnya aku pun menunggu”.

putrinuril . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates