Jumat, 02 Maret 2018

"Kupikir rindu itu memang berat, wajar saja bila Dilan bilang begitu, walau kupikir itu gombalan yang sungguh nyata, mana bisa kau tahan untuk tak rindu"

Kudengarkan dengan seksama kalimatnya, belum sempat aku memberi respon, ia sudah menambahkan.

"Tapi yang paling berat adalah rindu yang tak diucapkan"

Mendengar ini, aku langsung menanggapi, takut kalau-kalau keduluan lagi.

"Kupikir melawan rindu itu mudah. Terkadang, rindu itu hanya untuk orang malas. Aku rindu, banyak yang kurindukan. Tapi ketika aku sibuk, ini itu aku kerjakan, maka aku akan lupa dengan rasa rindu itu."

Dia melihatku dengan mata sebal.

"Jadi menurutmu aku pemalas ?"

"Kupikir begitu"

Dia diam, menimbang-nimbang hal untuk diutarakan. Lalu dia menanggapi lagi,

"Jadi karena itu kau sibuk ? Untuk membunuh rasa rindu yang kau rasakan ?"

Sekarang giliran aku yang diam. Tapi kupikir aku tidak perlu menjawabnya, karena dia pun tahu jawabannya.

Jadi hanya kuteguk kopiku yang mulai mendingin, dan kutanggapi ringan,

"Maka jangan malas"

Lalu kami pun tertawa, dengan lega. Karena tersadar, hidup tak melulu tentang rindu, tapi melulu tentang bagaimana caranya untuk tak malas.

putrinuril . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates