Kamis, 04 Oktober 2018

Self Actualization.

Gue takut.

Dari zaman gue TK, gue uda takut tertinggal dari temen-temen gue. Tertinggal dalam hal pelajaran, tertinggal dalam hal pertemanan.

Dulu, gue peduli banget sama yang namanya pertemanan. Karena gue ga punya temen, tapi karena sekarang gue punya temen, gue lebih peduli dengan masalah pelajaran.

Lucu bagaimana beberapa manusia di dunia ini sangat fokus terhadap apa yang mereka tidak miliki alih-alih dengan apa yang mereka miliki.

Jadi, sebelum saya cerita lebih jauh, saya mau bertaubat dulu, bersyukur dengan segala sesuatu yang saya miliki saat ini, yaitu kesehatan, keluarga yang baik, suami yang penuh kasih dan peduli, serta banyak nikmat lainnya yang tak kuasa untuk didustakan.

Alhamdulillah.

Setelah bersyukur, saya mau kembali lagi dengan topik utama yaitu self actualization.

Gue punya banyak keinginan. Tapi di sisi lain ya gue pikir, "aelah ga masalah gue ga dapet itu".

Yang pada akhirnya ngebuat gue acuh dan ga peduli. Celakanya, hal-hal itu ngebuat energi negatif di diri gue sendiri. Hal-hal yang gue sepelekan karena gue males, dan cuma untuk menghibur pun mengasihani diri.

Dan jujur itu mematikan.

Karena salah satu hal yang akan ditanyakan oleh Malaikat Kubur adalah dengan apa waktu mudamu engkau habiskan ?

Dan gue, dengan apa ? Bermalas-malasan dan tidur ?

Dulu, seseorang pernah bilang ke gue, yang penting itu prosesnya..

Dan gue dengan keras kepala bilang bahwa hasilnya juga penting. Buat apa susah-susah kalau akhirnya gagal ?

Ya Allah, beliau jauh jauh lebih dewasa dari hamba di saat itu.

Buat apa proses ? Buat diri sendiri, dan orang lain di sekitar gue.

Suami tercinta pernah bilang ke gue bahwa orang yang bekerja dengan orang yang bermalasan itu punya aura yang berbeda. Kalau orang yang bekerja, mereka punya aura yang baik, makanya suami gue suka banget lihat gue beraktivitas, alih-alih cuma tidur dan malas-malasan.

Sedangkan gue sendiri rasa apa ?

Sama. Gue kalau malas-malasan, nunda-nunda, hati ga tenang. Merasa bersalah dan banyak setannya.

Tapi kalau gue beraktivitas positif, entah itu baca buku, bersih-bersih rumah, atau bekerja, Gue akan merasa gue uda accomplished something.

Dan itu sangat menenangkan dan membahagiakan. Mungkin fisik akan terasa lebih lelah, tapi rasa puas tak terkalahkan.

That is what we call self actualization.

Karena pada dasarnya gue adalah manusia yang sangat peduli dengan apa yang gue rasakan, self actualization benar-benar buat diri gue cinta dengan manusia yang bernama Putri Nuril Komari Badri.

Lagipula, sejak kapan orang lain cinta kita lebih penting dibanding kita cinta diri sendiri ?

Ga pernah. Bener-bener ga pernah.

Bagaimana bisa lo bisa bantu orang, kalau lo ga bantu diri lo sendiri. Segala hal itu dimulai dari diri kita sendiri.

Daaan gue inget kata-kata dari motivator yang gue gatau namanya,

Dia bilang,

Ga masalah kalau karyawan lain yang kerjanya ga bener, yang kerja seadanya, yang kerjanya males-malesan, malah dapet promosi. Sedangkan lo yang kerja sungguh-sungguh engga.

Karena, promosi lo adalah energi positif yang lo hasilkan tiap hari dari hasil kerja lo yang sungguh-sungguh.

Kayak kata suami gue, orang yang beraktivitas, punya aura yang beda dengan orang yang bermalas-malasan.

So, yuk ga nunda. Yuk beraktivitas.

Sebagaimana firman Allah (QS Al-Insyirah : 7)

Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.


putrinuril . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates