Senin, 10 Agustus 2015

Aku tidak tahu apa yang mau aku tuliskan. Otakku terasa beku dan tidak mau mengeluarkan ide sedikit pun. Ah, aku ingin bebas.. Aku ingin bebas dan melakukan apa yang ingin aku lakukan. Kau tahu hewan apa yang aku inginkan ? Harimau, Elang, dan Kelinci.

Tidak perlu belajar psikologi untuk menganalisis ini. Aku menyukai Harimau karena yang aku tahu ia selalu terlihat sendiri. Kuat, elegan, sendiri, dan sama sekali tak terlihat kesepian. Seringkali aku bertanya tentang keluarganya. Dimanakah suami/istri dan anak-anaknya ? Tapi toh buktinya aku tak mencari tahu. Aku tidak ingin tahu.

Elang juga begitu. Aku menyukai elang dengan alasan yang sama. Tapi mungkin dengan tambahan kebebasan dan ketangkasan matanya melihat mangsa. Terbang dan menukik dengan cepat. Aku bisa pergi kemana pun. Tapi, aku yakin elang juga punya rumah bukan ? Mungkin, anak-anaknya menunggu untuk diberi makan. Ah, sekarang aku mulai kasihan dengan tuan harimau.

Dan kelinci.. Kontras sekali. Mengapa aku memilih kelinci ? Apa untuk makanan kedua hewan sebelumnya ? Mungkin juga. Tapi aku suka kelinci karena kelincahannya.. Apa kau tahu bahwa mata kelinci bisa melihat dengan leluasa karena lokasinya yang berada di kiri dan kanan ? Selain itu, kelinci selalu berada di dalam kelompoknya bukan ? Meski tidak selalu terlihat. Ah, aku tidak terlalu tahu juga, aku sebenarnya tidak terlalu tahu mengenai hewan.

Tapi ada satu hewan yang paling aku takuti. Yang hanya dengan memikirkannya membuat bulu kudukku berdiri. Buaya. Aku takut buaya. Bukan karena lelaki buaya darat, tapi karena hewan buaya. Aku takut karena aku suka air, dan seringkali terdengar di berita manusia yang mati di makan buaya. Mengerikan ya ? Bisakah kau bayangkan bahwa kau sedang mandi di sungai bersama teman-temanmu, dan ternyata sedang ada buaya yang mengintai dengan matanya yang mengerikan, dan hanya kau yang dimakannya, mungkin pahamu dulu yang digigitnya, lalu kau akan diseretnya di sungai yang dalam dan jauh.. Kau akan kesulitan bernafas, dan mungkin kau akan menyentuh kulitnya yang mungkin akan terasa licin dan keras. Mengerikan.

Sebenarnya aku punya pengalaman sendiri dengan tuan buaya. Ketika itu aku masih SD dan aku, abi, umi, dan yuk kikik bertamasya ke Talang Taling, sebuah kebun binatang di kawasan Sumatera Selatan. Kala itu aku melihat buaya yang dikerumuni banyak orang. Buaya yang memiliki totol kotak berwarna kuning yang diletakkan oleh orang-orang kebun binatang di dalam sebuah lubang layaknya sumur dan ditutupi oleh kawat. Seingatku aku hampir jatuh kedalamnya ketika aku menerobos kerumunan yang sedang melihat buaya. Jadi aku trauma. Sudah panjang saja khayalanku kalau-kalau aku jatuh kesana.

Pada kenyataannya aku memang tidak menyukai hewan. Aku bahkan tidak berani menyentuh kucing, apalagi anjing. Tapi aku ingin belajar untuk menyukai hewan, entah mengapa. Mungkin karena aku ingin mencoba hal-hal yang baru ? Ah, aku ingin bebas, aku ingin melakukan apa-apa yang belum pernah aku lakukan sebelumnya..

1 komentar:

Talang taling dimana? -__- baru tau loh

REPLY

putrinuril . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates