Jumat, 12 Desember 2014

Kata Dian, cinta pertama itu mendewasakan. Pertama kali saya mendengar kata ini, saya dengan polosnya percaya dengan pasti kalimat ini. Tapi sekarang saya memiliki pemikiran berbeda (menarik bagaimana pengalaman bisa membuat kita memiliki pemikiran yang berbeda dari waktu ke waktu). Menurut saya, banyak hal yang mendewasakan kita. Dan cinta adalah salah satu faktor yang bisa membantu kita untuk mendewasakan diri karena saya percaya bahwa cinta adalah rasa yang membuat kita menerima dan berpikir dengan lebih logis.

Tentu saja ada begitu banyak definisi mengenai cinta. Dan banyak cinta yang telah mendewasakan saya. Tapi cinta yang mendewasakan saya hari ini adalah cinta yang diberikan teman saya kepada saya serta cinta saya kepadanya yang membuat saya menerima dan berusaha untuk memperbaiki diri.

Hari ini saya merasa begitu tertekan, depresi, stress, gelisah, tidak tenang, pesimis, dan berbagai perasaan negatif lainnya yang mengantarkan saya untuk berselancar di internet dan singgah di salah satu blog teman saya. Jujur, saya kagum dengan kemampuan kepo saya yang dahsyat ketika saya sedang merasa tidak menentu. Dengan kemampuan kepo saya yang luar biasa, saya telah berhasil membaca salah satu tulisan teman saya yang menceritakan mengenai diri saya dan alasan mengapa ia menjauhi saya.

Jujur, saya lupa apa penyebab pertengkaran saya dengan dirinya di masa lalu. Yang saya ingat jelas adalah rasa sakit yang saya rasakan dan tindakan ia yang menjauhi saya yang dibalas dengan tindakan saya menjauhi dirinya. Dulu, yang saya ingat jelas adalah rasa sakit yang saya rasakan dan betapa tidak adilnya perlakuan dirinya terhadap diri saya. Akan tetapi, setelah saya membaca tulisannya, saya menyadari bahwa saya juga berkontribusi besar dalam menyakiti hatinya. Dan sekarang saya sangat menyesali hal tersebut.

Saya tahu dan menyadari dengan pasti bahwa saya pada beberapa tahun belakang memang merupakan anak manja yang menyebalkan yang dengan jahatnya tidak menyadari kelakuan yang telah saya lakukan telah menyakiti orang lain. Dan saya lebih buruk dari itu karena tindakan yang saya lakukan pada masa lalu sama sekali tidak memiliki intensitas untuk menyakiti orang lain tapi malah memberikan dampak yang berkebalikan terhadap orang lain. Saya mengaku salah dan menyesal atas apa yang telah saya lakukan, atas sikap saya yang tidak berkenan di hatimu, teman.

Meski begitu, saya benar-benar ingin kamu mengetahui bahwa dahulu ketika kamu memutuskan untuk menjauhiku, aku juga benar-benar merasa sedih. Ketika kau memutuskan untuk menyerah mendewasakanku, aku benar-benar sedih. Meski kesedihan itu benar-benar aku rasakan sekarang. Membaca tulisan-tulisanmu telah membuatku merasa lebih bersemangat, berteman denganmu telah memberikanku banyak pengalaman dan mendewasakan diriku.

Teman, bila saja kita bisa berteman kembali dengan lebih akrab, lebih mesra. Dengan terus mendukung satu sama lain dan terus-menerus berusaha untuk menggapai cita bersama, mungkin, sekarang aku tidak akan merasa kesepian seperti sekarang. Jujur aku iri padamu teman. Padamu yang setiap malam menundukkan kepalamu dihadapanNya, padamu yang memiliki cita-cita luhur, padamu yang memiliki hati yang baik. Bagiku, kau adalah seseorang yang begitu kuhargai, dan tak pernah ada niat sedikit pun untuk membuatmu merasa kurang. Dan maafkan aku yang telah membuatmu merasa seperti itu.

Membaca tulisanmu membuatku ingat kembali di masa awal-awal kita kuliah. Sejujurnya, aku sangat ingin untuk terus dekat denganmu. Tapi saat itu aku sadar bahwa kau tidak menyukai sifatku yang kekanakan dan aku tidak cukup dewasa untuk berubah dan membuatmu merasa nyaman. Maafkan aku atas kekanakanku dan segala tindakanku yang telah menyakiti hatimu.

Aku mencintaimu teman. Cinta yang kurasakan pada saudariku yang berjuang bersama untuk menggapai cita, meski terdapat kerenggangan di awal hubungan, tapi kau sekarang telah menyadarkanku dengan tulisanmu. Maaf karena aku tidak meminta maaf padamu secara langsung, karena sudah terlalu banyak kata maaf yang kuucapkan padamu tapi kesalahan yang sama selalu kuulangi. Dan layaknya dirimu yang mencoba menyadarkanku lewat tulisan, aku mencoba memintamu untuk menjadi sahabatku lagi dengan tulisan ini, yang kutujukan khusus untukmu. Bila kau membaca tulisan ini, aku akan menunggumu untuk berkata bahwa aku telah berubah menjadi lebih dewasa dan aku bisa membuatmu nyaman dan tidak menyakiti hatimu.

Maaf sekali lagi kusampaikan atas sikap dan sifatku. Aku akan lebih mendewasakan diriku teman.

P.S : mohon maaf atas kelebayannya

putrinuril . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates