Jumat, 22 Januari 2016

What an irony. Bukan hanya dia yang ada di hadapanku sekarang, tapi juga diriku yang tak mampu untuk menghilangkan dirinya dari hati, pun tak bisa menerimanya kembali. Mau apa ?
Dia tertawa menggelegar. Memalukan. Dan lucu. Tapi apa yang dikatakannya setelah tawanya membuat hatiku menciut.
“Eh sorry, aku balik duluan aja deh ya, kamu terusin aja sama temen-temen kamu.”
Tidak. Tidak boleh. Kamu tidak boleh balik, aku masih ingin melihatmu menderita, menyesal karena meninggalkanku. Tidak boleh.
“Gue anter ya, ga baik cewek balik sendiri.”
Tidak. Tidak boleh.
“Gapapa kan bro ?”
Tidak. Tidak boleh.
“Kalo lo mau sih ya anter aja. Lagian rumahnya jauh juga, ngabisin bensin. Balik sendiri aja sih non.”
Bukan, bukan itu yang mau aku katakan.
“Hahaha, iya gue bisa balik pake busway kok bi. Lo disini aja, masih banyak lagu asik yang belum lo nyanyiin tu”
“Ga asik kalo ga ada lo princess. Gapapa kok, lagian ga seru karaoke tanpa cewek. Gue straight sejati, gue anter deh ya, gue juga lagi suntuk ini, ya sekalian liat-liat keindahan kota Jakarta siang hari hahaha”
Ariana melihat ke arahku seakan meminta persetujuan. Dan aku hanya melihatnya seakan itu bukan urusanku sama sekali. Dan yang aku tahu, mereka telah meninggalkan ruangan karaoke.
Mengapa ini begitu cepat terjadi ? Aku tidak pernah merencanakan ini.

Baru kemarin Ariana berhasil membujukku untuk menemaninya membeli kado untuk ibunya yang berulang tahun. Dan lagi-lagi ia berhasil mengajakku untuk karaoke. Dan dengan bodohnya aku mengajak teman-temanku kesini, tanpa mempertimbangkan kemungkinan ini. 

putrinuril . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates