Sabtu, 18 April 2015

Wanita yang ada di hadapanku saat ini memiliki wajah yang sedemikian lelah.

"Kenapa lagi ?", tanyaku basa-basi. Aku sudah tahu sebenarnya, alasan ia murung beberapa hari ini.

"Rasanya sakit. Tapi aneh, aku tidak bisa menangis. Kenapa ya ? Aku tidak menangis sama sekali. Padahal rasanya sakit sekali. Bukan terasa seperti diremas, kalau rasanya begitu pasti aku sudah menangis. Rasanya begitu sempit, sesak".


Ah, aku tahu. Aku sudah tahu. Kau jatuh cinta padanya, dan dengan gagahnya kau melepaskan orang yang begitu kau cintai. Aku selalu iri kepadamu. Kau selalu bisa memutuskan apa yang akan kau lakukan. Aku masih ingat jelas ceritamu tentang kuning telur setengah matang yang sangat kau sukai dan sengaja kau tinggalkan untuk dimakan terakhir. Sayangnya kakakmu yang jahil itu memakannya dan setelah itu kau tidak pernah lagi memakan makanan kesukaanmu diakhir. Mengapa kau bisa sehebat itu ? Memutuskan apa yang hendak kau lakukan dan berpegang teguh pada keputusanmu. Aku selalu menyukaimu. Selalu.

"Menyesal ?", tanyaku basa-basi. Aku sudah tahu apa yang akan kau katakan. Aku selalu tahu. Aku mencintaimu.

"Tidak. Mungkin bukan jodoh, kalau memang jodoh maka akan kembali aku yakin. Doakan aku didekatkan pada jodohku ya !", katanya tersenyum manis.

Aku diam. Teringat olehku postingan Mario Teguh, bapak-bapak berkepala botak setengah itu. Lalu untuk pertama kalinya hari ini aku katakan sesuatu padamu tanpa maksud basa-basi.

"Amiin. Karena sudah berdoa seperti itu, cari jodohnya jangan jauh-jauh, coba lihat yang dekat-dekat".

Dan kau tersenyum kepadaku. Kuharap kau menangkap maksudku.

putrinuril . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates